Kamis, 31 Maret 2016

Karena Aku tak mampu menjamah skenario tuhan




Pertemuan adalah misteri dalam kehidupan manusia.

Tuhan, kau telah pertemukanku dengannya, kau hadirkan dia masuk ke relung hati, hingga kau tumbuhkan rasa yang menjadi candu bagiku.

Malam itu gerimis rintik – rintik membasahi bumi yang ku pijak, gerimis itu sedikit mengganggu. Ah . . . tuhan aku gak tahu apa maksud gerimis malam itu, mungkin grimis itu menjadi saksi perbincanganku atau mungkin gerimis itu menjadi tanda?

Terimaksih tuhan aku bersyukur atas semua skenario ini, skenario yang banyak memberiku pelajaran berarti. Tapi tuhan, jika boleh mengeluh sebenarnya bukan skenario ini yang ku harapkan Karena berbeda dengan apa yang telah kau semai dalam hati dan pikiranku.

Tuhan . . . Aku sadar, aku salah, aku tak menepati prinsip yang telah tertanam indah dalam jiwa. “Aku tak akan berbicara ketika aku belum siap segalanya” prinsip ini yang ku tanam dalam jiwa tapi realitanya aku tak bisa hingga akhirnya aku pun berbicara.

Aku bicara karena aku tak kuat menahannya, padahal sebelumnya aku masih bisa menahan rasa ini. entah kenapa awal dari semua itu aku tergoda untuk berbicara apa yang  ku rasakan hingga akhirnya semua pun terkuak.

Aku ucapkan terimaksih padamu yang telah bersedia mendengar semua pembicaraanku, terimakasih  yang tak terhingga telah bersedia untuk menjawab semua pertanyaan ku walupun masih ada  sedikit keragu – raguan. Tapi  Aku yakin ini yang terbaik untuk kita. Maaf  jika aku menggangu ketenanganmu, maaf jika aku memaksakan kehendakku, maaf jika aku mengganggu segala tentangmu.  jujur tidak ada niatan sedikit pun untuk mengarah kesana hanya saja aku ingin semuanya pasti walaupun pembicaraan ini terlalu dini.

Mulai Hari ini jika tuhan menakdirkan, aku akan belajar untuk menghapus semua apa yang telah tertanam dalam jiwa karena aku tak ingin mengganggu ketenangan hatimu. Aku juga akan belajar untuk mencerna dengan baik skenario dan takdir tuhan selanjutnya karena seperti yang telah kau katakan bahwa tuhan selalu memiliki kejutan – kejutan tak terduga untuk setiap hambanya. Jika pada akhirnya aku dan kamu berjodoh tentu tidak ada suatu apapun yang mampu menolak kuasa-Nya atau bahkan sebaliknya karena tuhan maha membolak – balikkan hati dan perasaan manusia.  Kelak apapun yang terjadi tetaplah menjadi wanita yang seperti ku kenal saat ini, tetaplah menjadi wanita yang luar biasa.

Berbicara harapan . . .

Harapan ku Semenjak rasa itu bersemi adalah bagaimana rasa, hati, pikiran berbanding lurus dengan realita kehidupan karena bagiku akan terasa indah untuk dijalani, karena bersamamu akan membawa perubahan kebaikan. Ini harapanku tapi entah sekenario dan takdir tuhan bagaimana? karena bisa jadi rasa ini adalah ujian bagi hatiku. Hati yang tak boleh terlalu berharap kepada selain allah swt. Bisa juga, rasa ini adalah jalan untuk memperbaiki diriku karena bagiku kamu jauh lebih baik dariku. Sekali lagi terimaksih yang tak terhingga karena Semuanya telah terjawab, Aku percaya seperti yang kita katakan, semua akan baik – baik saja. jalani saja hari – harimu seperti biasa aku pun juga akan melakukannya. teruslah berbenah, teruslah berkarya tanpa henti, semangat untuk meraih harapan yang masih berserakan, pupuk semangat untuk mengejar cita – cita yang telah disemai dalam pikiran yakini semua akan tercapai ( Insya alah ).

Tetap percaya bahwa langit tak selamanya mendung akan datang saat dimana sang surya akan menjamahku. Karena datangnya rasa itu tak bisa disangka – sangka bahkan terkadang logika pun tak bisa memahaminya. Seperti itulah cara tuhan untuk memberikan ujian atau bahkan kebahagian pada setiap hambanya, indah bukan? So terima dan syukuri apa yang telah dan akan terjadi karena aku tak mampu membaca dan menjamah skenario tuhan, seperti halnya air yang terus mengalir tanpa ku tahu ujungnya. Aku yakin semua takdir yang telah tertulis untukku itu semua yang terbaik walaupun terkadang tak sesuai harapan karena tuhan maha kuasa, tuhan maha tahu apa yang pantas untukku.



TERIMAKASIH TUHAN
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar