Kamis, 10 November 2016

FESTIVAL KALI BERSIH & IMPLEMENTASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI




Festival kali bersih merupakan rangkaian Banyuwangi festival yang dihelat setiap tahun sekali oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini melibatkan semua komponen, diantaranya para petugas kebersihan, masyarakat, siswa, mahasiswa, satuan kerja perangkat daerah, bahkan Bupati. Semuanya berbondong – bondong, bahu - membahu untuk membersihkan sungai sehingga bantaran sungai terlihat bersih dan indah karena ada sebagian pembatas sungai yang dicat dengan bercorak warna serta ada tanaman yang menghiasi. 

Bagi saya selain melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat. festival kali bersih  ini adalah langkah kongkrit pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk mengedukasi warganya agar selalu menjaga kebersihan sungai yang ada di kabupaten banyuwangi.

 Sebagai masyarakat yang lahir di kabupaten Banyuwangi, Saya ikut bangga dengan program festival kali bersih ini karena setelah pelaksanaan festival tersebut sungai yang ada di dekat rumah terlihat bersih nan asri. Lantas pertanyaan yang ingin saya utarakan, apakah kebersihan serta eloknya sungai yang ada di kota berjuluk the sunrise of java ini akan bertahan selamanya? Bagi saya, tentu tidak. Karena realitanya setelah sebulan perhelatan festival kali bersih, sungai – sungai kembali kumuh bahkan ada tumpukan sampah yang menimbulkan bau tak sedap bahkan menghidupkan bibit – bibit binatang yang berpotensi mengganggu kesehatan manusia.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai. Seakan – akan festival kali  bersih ini hanya sebagai formalitas belaka yang hanya bertahan seminggu atau bahkan Cuma sehari. Sehingga Setelah perhelatan festival kali bersih, masih ada masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Padahal pemerintah daerah sudah membentuk Tim kebersihan untuk mengangkut sampah di setiap rumah warga dengan harapan tidak ada lagi pembuangan sampah ke sungai. Andaikan festival kali bersih ini dijadikan sebagai tradisi dalam kehidupan sehari – hari, bukan tidak mungkin kita akan merasakan kenyamanan saat melintasi atau bahkan sekedar bersantai di pinggir sungai.

Masyarakat Banyuwangi sudah memahami bahwa membuang sampah ke sungai akan menyebabkan sungai menjadi kotor, kumuh tak terawat, air yang mengalir tidak lagi jernih hingga berpotensi mengganggu kehidupan ekosistem yang ada di sungai. Masyarakat Banyuwangi juga sadar salah satu penyebab banjir adalah sampah yang yang dibuang ke sungai. Lantas mengapa membuang sampah ke sungai masih dilakukan? Inilah permasalahan yang harus kita fikirkan bersama serta mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Bagi saya pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi telah maksimal dalam mewujudkan sungai bersih dengan segala inovasi yang dilakukan. Tapi  tidak cukup jika yang berjuang hanya pemerintah daerah saja dengan mengandalkan pegawai kebersihan, karena subyek utama untuk menjaga kebersihan sungai ini adalah masyarakat.

Membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai  tak semuda mengedipkan bulu mata. Kesadaran masyarakat akan terbentuk dengan melalui proses yang panjang. “Ketika kesadaran masyarakat terbentuk pada akhirnya akan menimbulkan partisipasi dari masyarakat untuk ikut mengelola atau menjaga lingkungan. Partisipasi merupakan kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat tersebut dapat bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi lingkungan tersebut (Adjid 1985)”.

Sebelum menyadarkan masyarakat, alangkah baiknya kita menyadarkan diri kita sendiri. Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga kebersihan sungai kita? Banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita memulainya dengan langkah yang sepele yang terkadang kita abaikan tapi dampaknya luar biasa. 

Langkah kongkrit yang bisa kita lakukan diantaranya, ketika kita makan permen atau makan – makanan ringan buanglah bungkus pada tempatnya. Bagi yang merokok, buanglah putung rokok atau bungkusnya pada tempatnya, karena saya sering melihat perokok cenderung sembarangan membuang putung serta bungkusnya. jika tak ada tempat sampah disekitar kita cobalah untuk bersabar menaruh pada saku kita atau mencari kantung plastik. Jika ada tempat sampah baru kita membuangnya, jangan malah dibuang ke sungai atau tempat sembarangan yang akan menyebabkan terjadinya bencana atau mengganggu pemandangan. Inilah contoh kecil yang terkadang sulit  diimplementasikan. 

Mulai detik ini, Marilah kita belajar menerapkan contoh diatas atau menurut pemikiran kalian masing – masing karena saya yakin setiap orang pasti memiiki cara sendiri. dengan harapan dimulai dari hal yang sepele kita bisa menjaga kebersihan sungai serta lingkungan kita. Sulit memang karena kita sudah terlanjur terbiasa membuang sampah sembarangan di sungai maupun di tempat lainnya. jangan putus asa sobat, dengan kesadaran diri, usaha, serta niat. dengan berjalannya proses lambat laun pasti kita bisa disiplin membuang sampah pada tempatnya. Semoga . . .

Mari kita jaga kebersihan sungai serta lingkungan sekitar kita. Karena  Konon budaya bersih suatu bangsa bisa dinilai dari kondisi sungainya.








Jumat, 04 November 2016

BIJAKLAH DALAM MENILAI

Hari ini ada aksi damai yang dilakukan oleh umat islam di beberapa titik di ibukota jakarta diantaranya di bareskim mabes polri, jalan merdeka selatan, jalan merdeka barat, serta para demonstran berkumpul menjadi satu di istana presiden. Aksi ini didasari oleh perkataan gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diindikasikan telah melakukan penistaan agama.

Terkait aksi hari ini bagaimana kita menilainya? Kembali ke diri masing – masing, karena saya yakin perspektif berfikir setiap orang pasti berbeda. Ghirah seseorang untuk membela agamanya adalah hak setiap warga yang tak bisa kita halangi karena Indonesia adalah negara demokrasi yang memberikan kebebasan setiap warganya untuk menyampaikan aspirasinya. Kita tidak boleh berfikir atau bahkan menghakimi bahwa umat islam yang turun ke jalan adalah orang bringas yang bukan mencerminkan islam rahmatan lil alamin, karena apa yang menurut kita tidak baik, bisa jadi baik menurut orang lain begitu pun sebaliknya. So, Kita harus bijak menilai aksi damai hari ini. Apakah memang benar – benar dari hati nurani, apakah malah ada yang menunggangi? Maka kita dituntut untuk berfikir secara obyektif untuk menyikapi bahkan menilai aksi damai hari ini agar tidak ada penilaian yang merugikan orang lain.

***

Bagaimana jika negeri ini tidak kondusif? apakah kita  bisa melaksanakan ibadah dengan khusuk? Apakah kita bisa melaksanakan kegiatan sehari – hari kita dengan sempurna? Jika keadaannya masih seperti hari ini, jawabanyya tentu tidak. Maka kewajiban kita adalah menjaga keamanan serta keutuhan NKRI karena menjaga NKRI sama halnya menjaga agama kita.

Apa yang bisa kita lakukan?  Yang paling utama adalah kita jangan mudah terprovokasi atas aksi hari ini karena bukan tidak mungkin aksi tersebut ada yang menunggangi untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Karena aksi hari ini berbarengan dengan proses pilkada di Jakarta. Kita tidak boleh terpengaruh terhadap isu poliik serta isu – isu sensitif yang menyinggung agama. 

Sesuai dawuh KHR. Ach. Azaim Ibrahimy pengasuh pondok pesantren salafiyah syafi’iyah Sukorejo kita harus bisa bagi tugas. Ada yang melakukan audiensi dengan pihak terkait seperti halnya pemerintah atau penegak hukum, ada yang turun ke jalan. kita cukup berjuang dengan doa saja. Tak perlu turun aksi karena berdoa adalah cara mulia yang bisa kita lakukan untuk ketentraman serta keutuhan Negara kita.

Berdoalah semoga tuhan menjaga negara ini, menjaga masyarakat Indonesia dari fitnah – fitnah yang memecah belah bangsa Indonesia.