Selasa, 18 Agustus 2015

SECERCAH CAHAYA UNTUK BERBENAH



            Aku Takut, Aku Bimbang, Aku Risau atas segala perbuatan yang pernah ku lakukan.   perbuatan SEPELE tapi mengundang murkanya, yang tak henti – hentinya ku lakukan padahal aku sudah berikrar untuk merubah dan tak melakukan perbuatan yang hanya merugikan ku, merugikan  masa depanku, lebih – lebih merugikan ke dua orang tua ku.

Ya . . . itulah yang selama ini ku rasakan, ku hanya merasakan kebahagiaan sesaat dan bagiku itu kebahagiaan yang SEMU. Aku sadar bahagiaku dulu hanya akan merugikanku, merugikan kedua orang tuaku, dan merugikan masa depanku karena bahagiaku dulu adalah kebahgiaan diatas penderitaan dan jeri payah kedua orang tuaku.

Aku bingung dengan tingkahku, cara berfikirku kenapa aku kok tetap seperti ini, kenapa aku tidak bisa berubah padahal sudah bertekad untuk berbenah?  kenapa aku kok tetap melakukan perbuatan yang berdampak buruk bagi masa depanku?

Ku sempatkan bertanya pada diriku, bertanya berapa besar dosaku? bagaimana cara untuk menebusnya ? apakah tak rugi ku melakukan sholat, mengaji, berbuat kebajikan terhadap sesama, tapi ku masih melakuan perbuatan yang tak di ridoinya ? itulah segelintir pertanyaan yang ada di benakku. ketika ku melakukan perbuatan yang tak seharusnya ku lakukan, terkadang aku ingat dengan kedua orang tuaku. Terbayang bapak dan ibu ketika sakit, terbayang bapak ku mengais rezeki yang rela berpanas – panasan, rela tangannya bersimbah oli, bensin,  itu semua dilakukan demi aku, demi aku, ku merasa menjadi penghianat Bapak dan Ibu ku, kenapa ? karena disaat Bapak ibuku sakit, susah payah, tertimpah musibah. kadangkala ku hanya bersenang – senang dengan perbuatan yang jika keduanya tahu membuat mereka kecewa berat terhadap tingkah lakuku.

PELAJARAN UNTUKKU . . .

 Aku terbayang, Terkadang di jalan raya ku melihat anak – anak yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah tapi dia malah menjadi pengemis, menjadi pemungut barang bekas untuk mendapatkan sesuap nasi sekaligus membantu perekonomian keluarganya. coba bandingkan dengan ku, nasib ku lebih baik dari mereka, ku tak menjadi pemulung, aku tak menjadi pengemis.  hidup ku lebih baik dari mereka aku makan tanpa bersusah payah seperti mereka.

 ketika ku melihat fenomena seperti itu aku merasa menjadi ANAK yang penghianat terhadap jeri payah orang tuaku. ketika ku melihat anak – anak cacat yang sering melintas didepan mataku, hatiku terisak melihatnya. ya allah aku ini sempurna dibandingkan dengan mereka yang tak punyak kaki, yang tak punyak tangan, yang tak bisa melihat, yang tak bisa mendengar dengan jelas.

Aku ini lebih dari mereka, aku bisa mengenyam pendidikan hingga saat ini, sedangkan mereka mengenyam pendidikan tingkat SD pun terasa berat. Ya allah aku ini beruntung karena ku tak menjadi pemulung seperti mereka. entahlah bagaimana jika aku menjadi pemulung, pengemis?  bagaimana rasanya jika ku tidak bisa mengeyam pendidikan hingga saat ini ? bagaimana jika ku ditakdirkan cacat seperti mereka?

Masih banyak contoh yang mebuatku bergeming, yang membuatku merasa menjadi penghianat jeri payah ke dua orang tuaku. Ini hanya segelintir contoh yang membuatku merasa berdosa, merasa bersalah terhadap allah yang menciptakan ku dan yang memberi ku sejuta kebahgiaan, seabrak kenikmatan terhadap kehidupan ku. Pantaskah aku lari dari semua nikmat MU ?

 Bapak, Ibu Aku merasa berkhianat terhadap jeri payahmu, aku merasa perjalanan HIDUPKU ini hanya bersenang – senang tanpa melihat dedikasimu  untuk mendidik ku hingga dewasa, menyekolahkan hingga dibangku kuliah, membiayahi kebutuhan sehari – hari ku hingga apapun yang ku minta hampir semuanya engkau penuhi.

AKU Salah, Aku penghianat, atas semua tingkah lakuku. Aku berjanji padamu  untuk merubah semua tentang ku demi BAPAK dan  IBU, demi masa depan ku. aku berjanji akan merubah semua masa lalu ku, aku berjanji akan mematuhi semua perintahmu selagi ku masih bisa untuk melaksanakan semua perintahmu. BAPAK, IBU maafkan semua kesalahan yang pernah ku lakukan terhadapmu. Aku salut padamu engkau orang tua yang slalu sabar untuk mendidik anak – anakmu walaupun terkadang anak - anakmu melawan perintahmu. Dedikasimu tak ternilai untukku, engkau lelaki yang paling hebat yang mengajarkanku untuk bekerja keras, berani dengan prinsip “ Jangan pernah takut jika kamu tidak salah, tapi jika kamu melakukan kesalahan segeralah untuk meminta maaf “  engkau wanita yang paling tangguh dalam kehidupanku yang mengajarkaknku “ untuk sabar dalam menghadapi apapun yang terjadi, dan ikhlas menerima apapun yang telah terjadi ”. Terimakasih yang tak terhingga atas semua dedikasi yang telah engkau berikan untukku.

Sobat . . .
Sayangilah Orang tuamu selagi belum sakit.
Cintailah Orang tuamu selagi masih ada di sampingmu.
Doakan Bapak dan Ibumu agar panjang umur dan diberkahi perjalanan hidupnya.
Berikan Nafkah jika kau telah sanggup untuk menfkahinya.
Patuhlah terhadap semua perintah bapak dan ibumu walaupun terkadang tak sesuai dengan harapanmu ( prioritaskan kehendak & kebahagian orangtuamu )
Doakan mereka disetiap sujudmu.
Dedikasikan hidupmu untuk bapak dan ibumu.
Buatlah dia tersenyum atas semua tingkah lakumu.
Rawatlah dengan ikhlas ketika bapak dan ibumu sakit.
Dan Jagalah dengan baik Bapak dan Ibumu sebelum kau ditinggalkannya untuk selamanya . . .

 Bapak dan Ibu aku berdoa untukmu :

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa
( Ya Allah, Ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil )

Tetap semangat dan Sukses slalu
Banyuwangi 18 Agustus 2015



           

Sabtu, 15 Agustus 2015

MENGHARGAI KEMERDEKAAN DALAM PERSPEKTIF KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Dalam kamus besar bahasa indonesia, MERDEKA adalah bebas dari perhambaan, penjajahan dan lain sebagainya. MERDEKA berarti bebas dari belenggu, kekuasaan dan aturan penjajah.

Bagi saya bulan Agustus adalah bulan yang sangat BERHARGA dan Bulan yang sangat BERWIBAWA karena di bulan Agustuslah seluruh rakyat INDONESIA menggapai KEMERDEKAANNYA, sehingga bagi saya dan bagi seluruh rakyat Indonesia wajib mengingat dan menghargai segala jeri payah dan pengorbanan para pahlawan yang telah berusaha keras untuk memerdekakan NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Sobat, Apa yang harus kita lakukan ? Tentunya kalian mempunyai Jawaban yang berbeda – beda, tapi setidaknya mulai dari hal yang kecil kita harus mengibarkan bendera merah putih di halaman rumah kita, di sepeda kita ( seperti yang telah saya lakukan ), menempelkan stiker bendera Merah Putih di helm dan dimanapun yang pantas untuk dikibarkan bendera Merah Putih. Setidaknya hal itu telah menggambarkan kecintaan dan penghargaan kita terhadap negara INDOSESIA yang kita Cintai dan kita banggakan..

INDONESIA di usianya yang ke 70 ini telah menjadi bangsa yang besar, bangsa yang harus mampu memaknai, merenungkan diri terhadap apapun yang terjadi di negeri tercinta ini.

Dalam tulisan ini saya  ingin membahas bagaimana saya dan kalian menghargai KEMERDEKAAN dalam kehidupan sehari – hari.   Saudara – saudariku, Menghargai jasa para pahlawan bangsa atau menghargai kemerdekaan dapat kita tunjukkan dengan berbagai upaya yang mengarah pada hal – hal yang positif  dan bermanfaat untuk kehidupan kita sehari – hari, diantaranya :

1.    Sebagai warga negara Indonesia kita harus taat kepada tuhan yang maha ESA.

Taat yang saya ketahui bermakna senantiasa melaksanakan perintahnya dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala larangannya. Sobat sebagai warga Indonesia yang baik marilah kita berusaha untuk taat kepada Allah swt, tidak saya pungkiri kadangkalah kita sulit untuk taat kepada Nya karena godaannya sangat berat, tapi jangan kawatir terus berusahalah untuk berbenah dari pada tidak sama sekali. Jika kita benar – benar niat untuk berbenah memperbaiki diri sebesar apapun cobaannya insya allah kita bisa melewatinya ( Insya allah ). Kan semuanya tergantung dari niat, jika niatan kita baik maka hasilnya juga akan baik begitupun sebaliknya.

2.   Setia kepada bangsa dan negara republik Indonesia.

Ketika saya sekolah dulu, pernah diajari oleh guru saya bagaimana mengaplikasikan keSetia kita kepada bangsa dan negara republik Indonesia. seingat saya kurang lebih seperti ini sikap Setia kepada bangsa dan negara republik Indonesia di lakukan dengan cara setia pada pancasila, NKRI, dan kedaulatan Bangsa. Mengutip pesan Soekarno “ Pancasila masih harus diperjuangkan pelaksanaannya. Tanpa diperjuangkan, pancasila tidak akan menjadi kenyataan. Tanpa perjuanagan, kaum penghisap dan penindas akan menyabotnya, karena berjalannya akan merugikan mereka.” Jikalau bangsa Indonesia ingin Pancasila menjadi realiteit, janganlah lupa menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, sekali lagi perjuangan. Demikian tegas Bung karno. Karena hanya dengan kesetiaan kepada pancasila itulah Indonesia akan mencapai cita – cita seperti yang telah diamanatkan oleh pejuang KEMERDEKAAN.

3.      Beranilah bermimpi dan melangkah untuk menggapai cita – cita

Kenapa saya membahas hal ini ? karena bagi saya pribadi terkadang saya tidak berani bermimipi dan melangkah untuk menggapai cita – cita yang saya harapkan, timbul rasa takut dan ketidak percayaan diri.  begitupun juga kalian mungkin juga pernah merasakan apa yang ku rasakan.  sobat di kemerdekaan Indonesia yang besok menginjak ke 70 tahun ini marilah kita bersama – sama BERANI untuk bermimipi, BERANI untuk melangkah, BERANI  untuk menggapai cita - cita yang kita impikan. Sobat hilangkan rasa pesimis yang membelenggu diri, hilangkan rasa tidak percaya diri, hilangkan rasa malu yang menghambat kita untuk meraih cita – cita. kita buktikan bahwa kita bisa meraih cita – cita, kita buktikan pada dunia bahwa kita bisa menjadi manusia yang berguna, manusia yang kelak bisa berguna bagi agama, nusa dan bangsa ( SEMOGA ).

Sobat Saya mempunyai cerita : dulu saya pernah ikut lomba pidato dalam rangka memperingati Maulid nabi besar Muhammad saw kalau tidak salah waktu itu aku masih kelas 5 SD. Kenangan saat pidato itu tidak akan pernah terlupakan sampai kapan pun. Karena ketika saya di panggil oleh tim juri. “ Selanjutnya peserta nomer urut dua atas nama Suryanto dipersilahkan untuk maju ke podium” tim juri memanggilku untuk berpidato. Dengan membaca basmalah di dalam hati, aku bergegas untuk maju ke podium. Aku memulai pidatoku “ Assalamualiakum wr.wb. yang kami hormati para tim juri dan bapak – bapak, ibu – ibu, saudara – saudara yang kami banggakan”. Ketika akan melanjutkan pidatoku, mataku terpejam, aku terdiam seribu bahasa, konsep pidatoku pun hilang dalam ingatanku. singkat cerita akhirnya ku putuskan untuk turun dari podium dengan mata yang merah dan hati yang berdetak kencang. Hal ini terjadi dikarenakan ketika saya berdiri diatas podium aku melihat tim juri,  menatap banyak kerumunan orang didepanku, aku menjadi malu gugup dan tidak percaya diri, entah kenapa hal itu bisa terjadi ? mungkin karena itu yang pertama bagiku tampil di depan umum. Dari pengalaman ikut lomba pidato itulah walaupun saya gagal, walaupun saya dipermalukan atas ketidakpercayaan diriku, saat itulah aku berniat, aku bercita - cita ( AKU HARUS BISA, AKU HARUS BERANI, AKU HARUS PERCAYA DIRI TAMIL DI DEPAN UMUM, AKU YAKIN SUATU SAAT NANTI AKU PASTI BISA & BERANI TAMPIL DI DEPAN UMUM ) inilah niatannku yang sampai saat ini masih terpatri indah di benakku. Dari niatan dan kemauan yang kuat itulah aku mulai berbenah, belajar bagaimana aku harus BISA TAMPIL DI DEPAN UMUM. Lambat laun aku terus menghargai proses yang ada, dengan rasa sabar alhamdulillah sedikit demi sedikit aku berani tampil di depan umum, mulai dari jadi pembawa acara walaupun terkadang masih ada rasa gugup tapi aku tak pernah menyerah, aku terus berjuang untuk menaklukkan rasa malu yang terus membelenggu diriku. Sobat Ketika ku menghormati proses yang ada alhamdulillah proses itu membuahkan hasil cita – cita ku untuk berani tampil di depan umum pun tercapai.

Aku pun bisa menjadi pembawa acara walaupun terkadang masih ada perkataan yang salah, aku pun bisa berpidato walaupun terkadang masih menggunakan teks, dan aku pun berani bertanya kepada siapapun di depan umum. Hingga aku berani bertanya, aku berani bercengkrama dengan walikota terbaik yang dimiliki Surabaya ( IBU TRI RISMAHARINI ) ketika itu aku dikirim ke surabaya dalam rangka tumu mahasiswa ilmu administrasi negara se jawa timur ( TEMAN JATIM ). Merupakan suatu kehormatan bisa bercengkrama n berfoto bersama walikota yang pernah mendapatkan penghargaan walikota terbaik ketiga di dunia. Dari pengalaman inilah aku terus bermimpi, berusaha untuk meraih harapan, cita – cita yang belum ku raih. Sobat ayo bersama – sama bermimipi dan melangkah untuk menggapai cita – cita kita masing – masing. Hilangkan rasa pesimis, hilangkan rasa tak percaya diri, hilangkan rasa malu yakinlah ketika ada kemauan yang kuat pasti ada jalan, yakinlah dengan usaha dan doa cita – cita kita akan tercapai ( Insya allah ).

4.      Bekerja Keras

Sobat pentingnya kerka keras untuk kita. Jika kita ingin sukses maka bekerjalah dengan penuh semangat. Bagi saya sebagai mahasiswa bekerja keras adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan untuk mencapai target yang telah di tentukan. Kerja keras harus menggunakan akal dan ilmu dan yang terpenting kerja keras harus ikhlas sobat, sehingga ketika tiga hal tersebut sudah ada di benak kita seberat apapun pekerjaan kita, sesukar apapun tugas kita ( bagi para pelajar & mahasiswa ) niscaya akan terasa ringan dan membuahkan hasil yang maksimal. Ayo di kemerdekaan Indonesia yang ke 70 ini mari bersama – sama merubah cara kerja kita dengan menggunakan tiga prinsip yaitu : kerja keras harus menggunakan akal, kerja keras harus menggunakan ilmu, dan kerja keras harus dibarengi dengan keikhlasan. semoga mendapatkan hasil yang maksimal sobat.

5.      Menghormati dan menghargai orang lain.

Menghormati dan menghargai orang lain merupakan salah satu langkah menghormati dan menghargai diri kita sendiri, percaya kan ? mari kita buktikan mayoritas orang bilang “lek sampean pingin dihormati wong liyo, maka sampean gudu ngormati wong liyo disek” ( kalau kamu ingin dihormati orang lain, maka kamu harus menghormati orang lain terlebih dahulu ). Hormat – menghormati sangat penting dalam kehidupan kita sehari – hari, sobat karena dengan menghormati dan menghargai orang lain kita akan mendapatkan banyak manfaat diantaranya :

a.       Kita akan mendapatkan pahala dari allah karena dengan saling menghormati dan menghargai kita menyenangkan perasaan orang lain

b.      Mempererat tali persaudaraan kita.

c.       Menjadikan kita sebagai insan yang lebih baik dari sebelumnya.

   

Sobat mungkin Cuma ini yang bisa saya share, sebenarnya masih banyak yang ingin aku sampaikan terkait hal – hal yang harus kita lakukan untuk menghargai kemerdekaan tapi ini dulu aja jika dituliskan semua takut tak terbaca. Lebih baik sdikit tapi bermanfaat. Semoga tulisan yang jauh dari kesempurnaan ini bisa bermanfaat. Sobat, kami menerima kritik dan saran untuk perbaikan tulisan ini. Yang mau mengritik atau yang memberi saran monggo di persilahkan. Thanks sobat.

Tetap Semangat & Sukses slalu 

Banyuwangi, 16 Agustus 2015

 

Rabu, 12 Agustus 2015

SAMBUTAN WALIMATUL HAJI



Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahirabbil ‘alamien.  Wassholaatu wassalaamu ‘ala assrofil ambiya’iwalmursalin sayyidina muhammadin waala alihi wasohbihi ajmain amma ba’ du.

Yang kami hormati  KH. Abdul Hadi basri
Yang kami hormati KH. Drs. Achmad Qusairi
Yang kami hormati ustad Nasruddin
Yang kami hormati para toko masyarakat, bapak – bapak dan saudara – sudara sekalian yang kami cintai dan kami bangggakan.

Kami ucapkan selamat datang dan juga terima kasih yang tak terhingga kepada bapak – bapak  dan  saudara - saudara sekalian yang telah menyisihkan waktunya untuk hadir di acara kami. . .

Mengawali perjumpaan kita pada malam hari ini marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah swt karena atas segala rahmat dan hidayahnya  kita dapat berkumpul, bermuajahah di acara yang mulia ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Tak lupa pula Sholawat serta salam mudah – mudahan tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. Karena beliaulah yang membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benerang dan yang kita harapkan syafaatnya kelak di yaumil qiyamah ( amin ).

Bapak-Bapak  dan  saudara-saudara sekalian yg di muliakan Allah swt, maksud dan tujuan kami mengundang para hadirin sekalian tidak lain adalah dalam acara walimatul haji bapak dan ibu kami,  hal ini merupakan wujud rasa syukur kami atas rencana Allah yg telah merencanakan terhadap bapak dan ibu kami untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Karena hanya dengan rencana dan izinnya lah segala sesuatu bisa terjadi.

Oleh karena itu, sebelum bapak dan ibu kami berangkat untuk menjalankan ibadah haji,  kami mewakili bapak dan ibu kami dengan kerelaan hati untuk memohon maaf apabila ada perkataan atau perbuatan yang telah menyinggung hati bapak-bapak dan saudara – saudara sekalian, karena dengan maaf yang diberikan kepada bapak dan ibu kami mudah - mudahan bisa membuat langkah kaki dari bapak dan ibu kami menjadi ringan ketika melaksanakan ibadah haji di tanah suci nanti.

Para hadirin sekalian yang di muliakan Allah SWT, selain memohon maaf  kami juga mohon di do’akan agar dalam perjalanan nanti bapak dan ibu mudah -mudahan di berikan kelancaran sehingga tiba kembali di tanah air tak kurang satu apapun juga,  dan mudah - mudahaan nantinya di kuatkan  dalam melaksanakan rangkaian demi rangkaian ibadah hajinya serta mendapat petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT, dan semoga Allah SWT menerima hajinya bapak dan ibu kami dan memberikan gelar Haji Mabrur dan Mabruroh.

Tak ada gading yang tak retak, segala hal yang kami siapkan mungkin banyak kurangnya, untuk itu kami sekeluarga mohon maaf apabila mulai dari penyambutan tadi, tempat duduk, jamuan, dan dari segi acaranya kurang berkenan dihati bapak dan saudara – saudara sekalian, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar – besarnya karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa dan salah. Akhirul kalam Wabillahitaufiq walhidayah,

wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Tetap Semangat dan sukses slalu
Banyuwangi, 11 Agustus 2015


Minggu, 02 Agustus 2015

Sambutan Seminar " TANTANGAN MAHASISWA MENGHADAPI AEC 2015 "



Assalamualaikum Wr.Wb

SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA . . .
Marilah kita gaungkan salam Kemerdekaan kita MERDEKA ... MERDEKA ... MERDEKA ...
Alhamdulillah hirobbilalamin wassolatuwassalamu alaasrafil ambiyaiwalmursalin sayyidina muhammadin waala alihi wasohbihi ajmain amma ba’ du.

Yang kami hormati Wakil rektor III UNTAG 1945 Drs. Subur Bahri Msi
Yang kami hormati Dekan FISIP Dra. Sri Wilujeng Msi
Yang terhormat Narasumber Seminar “TANTANGAN MAHASISWA MENGHADAPI ASEAN ECONMOIC COMMUNITY 2015” Ir. Saiful Bahri Msi.
Yang kami hormati bapak ibu dosen di lingkungan UNTAG 1945 Banyuwangi.
Yang kami hormati segenap pengurus BEM & DPM Universitas, BEM & DPM Fakultas.
Dan para hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan.

Mengawali perjumpaan pada sore hari ini marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah swt karena atas segala rahmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul dalam acara seminar yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ) FISIP UNTAG banyuwangi.

Sholawat serta salam mudah – mudahan tetap tercurah limpahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa secercah cahaya dalam kegelapan jahiliyah, sehingga sekarang kita berada dalam dunia yang penuh dengan disiplin ilmu.

Hadirin yang berbahagia . . . .
Sebagaimana kita ketahui Pada akhir tahun 2015 mendatang Indonensia dihadapkan dengan adanya ASEAN Economic Community (AEC) 2015, sehingga Masyarakat Indonesia terutama kalangan Mahasiswa harus siap menghadapinya karena sistem pasar bebas akan memasuki Negara Indonesia. Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan. Siap atau tidaknya kita dalam menghadapi AEC 2015 sudah tidak perlu diperdebatkan lagi karena AEC  2015 sudah menjadi keputusan dan ketetapan politik yang harus dihadapi semua negara ASEAN. Yang menjadi pertanyaan kita saat ini bagaimana kesiapan negara Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 ???

Atas dasar itulah kami BEM FISIP UNTAG Banyuwangi menyelenggarakan seminar dengan tema “TANTANGAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI AEC 2015”. Dengan harapan kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui sedetail mungkin apa dan bagaimana strategi menghadapi AEC 2015 sehingga kita siap menghadapinya dan kami  juga berharap kepada para mahasiswa untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat Indonesia terutama masyarakat Banyuwangi tidak kalah bersaing dengan negara lain dalam menghadapi AEC 2015.

Hadirin yang berbahagia. . .
Kami mungucapkan banyak – banyak terimakasih kepada para hadirin sekalian terutama kepada para dosen, panitia penyelenggara, pengurus BEM dan DPM FISIP periode 2014 – 2015 karena telah mempersiapkan semua dengan baik sehingga acara seminar pada sore hari ini berjalan dengan lancar sesuai harapan kita bersama. Dan Kami mewakili panitia penyelenggara mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila pelayanan, konsumsi, keadaan tempat tidak memuaskan para hadirin sekalian sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar - besarnya.

Mungkin hanya itu dari kami, apabila ada tutur kata yang tidak berkenan pada hadirin sekalian kami mohon maaf yang sebesar – besarnya karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa dan salah. Akhirul kalam wassalamualaikum Wr. Wb.

Tetap semangat dan sukses slalu
Auditorium Untag 28 November 2014